Penanews.id, BANGKALAN- “Tolong jaga anak-anak” inilah pesan terakhir Ti’in kepada istrinya Maslihah sebelum bunuh diri dengan melompat dari Jembatan Suramadu. Maslihah sudah berusaha menghentikan suaminya dengan menahan kaki dan bajunya, tapi tak bisa. Ti’in tetap memilih melompat dari salah satu jembatan terpanjang di Indonesia itu.
Peristiwa tragis ini, terjadi Rabu sore (21/6). Sore itu, usai bekerja di tempat pemotongan ayam di daerah Kenjeran Surabaya, pria 29 tahun itu meminta istrinya menjemput dan mengantarkannya pulang ke rumahnya di Desa Janteh, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan.
Namun saat perjalanan sampai di bentang tengah jembatan Suramadu, Ti’in tiba-tiba menghentikan sepeda motornya. Ia kemudian masuk ke sela-sela pagar pengaman jembatan dan kemudian menceburkan diri.
“Sebelum loncat, korban berpesan ke istrinya, agar menjaga anak-anak mereka,” kata Pelaksana Harian Kasatpolair Polres Bangkalan, AKP Andhy Bahtera, Rabu malam (21/6).
Melapor ke Polsek Sukolilo
Setelah mengalami peristiwa tragis itu, Maslihah langsung menuju Polsek Sukolilo Bangkalan untuk membuat laporan. Laporan bunuh diri itu, kata Andhy, kemudian diteruskan ke Satpolair Polres Bangkalan.
Usai menerima laporan terusan itu, Satpolair langsung menerjunkan tim ke lokasi untuk mencari korban. Sayangnya, jasad korban tak berhasil ditemukan. Pencarian pun dihentikan karena saat malam tiba, arus ombak di bawah Suramadu meninggi dan mengganas.
Menurut data, kasus bunuh diri di Jembatan Suramadu sudah terjadi beberapa kali. Pada September 2021, terjadi dua peristiwa bunuh diri dalam dua pekan. Pertama oleh driver ojek online dan kedua oleh anggota TNI yang meninggalkan surat wasiat ke keluarganya.
Pada 2022, Syakur, 24 tahun, pemuda asal Kabupaten Sampang juga nekat melompat dari jembatan Suramadu. Sebelumnya dia sempat mengirim pesan WhatsApp ke keluarganya agar mengambil sepeda motornya di jembatan Suramadu.
EMbe