Penanews.id, BANGKALAN- DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangkalan memperingat HUT ke-50 Partai dengan gelaran balap kuda tradisional khas Madura di lapangana Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Minggu (5/2/2023).
Hadir dalam pembukaan gelaran tersebut, di antaranya, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Mahfud, Ketua Pengprov Pordasi Jawa Timur, Haji Rui, seluruh anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bangkalan, jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Bangkalan, dan tokoh masyarakat.
Ketua DPC PDI Perjuangan Bangkalan, H. Fatkurrahman, mengatakan pihaknya memilih merayakan HUT Emas PDI Perjuangan dengan gelaran kuda tradisional untuk menandaskan sikap dan narasi politik Partai dalam membangun peradaban.
“Dengan gelaran balap kuda dalam perayaan HUT PDI Perjuangan ini, kami ingin menandaskan komitmen kami terhadap pelestarian budaya dan tradisi sekaligus mengimplementasikan nilai Trisakti Bung Karno, berkepribadian dengan budaya,” ujarnya.
Menurut Ji Kur, sapaan akrab H. Fatkurrahman, Partai sebagai wadah perjuangan memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya dan tradisi masyarakat. Tradisi dan budaya tidak sekadar nilai yang membentuk masyarakat. Akan tetapi juga menjadi penanda masyarakat di kancah global.
“Kita berharap, gelaran balap kuda ini dapat menumbuhkan kesadaran kita bersama akan pentingnya nilai-nilai tradisi, baik sebagai tali pengikat maupun sebagai identitas kita,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Mahfud. Menurutnya, PDI Perjuangan sebagai partai yang mewarisi nilai dan ajaran Trisaksi Bung Karno harus mampu menjadi bagian dari denyut nadi masyarakat.
“Trisakti Bung Karno mengajarkan pada kita untuk bisa mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dengan nilai-nilai budaya kita. Nah, di arena balap kuda ini kita beruapaya membumikan nilai-nilai tersebut,” ujarnya.
Mahfud juga menjelaskan, selain para peserta dan penonton balap kuda, arena di sekiatar balapan juga dipenuhi oleh masyarakat yang berjualan bermacam makanan tradisional Madura, seperti rujak, pisang goreng, nasi sate, dan lainnya.
Karena itu, Mahfud yakin, gelaran balap kuda itu, selain membangkitkan gairah pada pelestarian budaya, juga mampu menggerakan roda ekonomi masyarakat.
“Kita berharap dan yakin, gelaran balap kuda ini juga dapat menggerakan perekonomian masyarakat sekitar. Di arena balapan ini, kita akan mengatahui jenis makanan yang dibuat dari hasil pertanian masyarakat Madura,” terangnya.
“Balapan ini juga jadi cara dan strategi PDI Perjuangan untuk hadir di tengah masyarakat; untuk merayakan hari ulang tahunnya bersama mereka yang telah memberikan mandatnya pada PDI Perjuangan untuk menjadi partai pemenang,” tandasnya.