Penanews.id, BANGKALAN- Puluhan pedagang pasar Ki Lemah Duwor (KLD) Bangkalan, Madura, Jawa Timur mendatangi Komisi B DPRD Bangkalan.
Mereka hendak meminta penjelasan soal naiknya tarif retribusi, sewa dan perpanjangan kios di Pasar KLD.
Menurut mereka, kenaikan tarif tersebut tidak didukung dengan perbaikan sarana dan prasarana guna menarik pengunjung.
“Kalau income kami banyak, dinaikan tidak masalah , masalahnya ini tidak ada,” kata Ketua paguyuban pedagang pasar KLD, Lukman Hakim.
Menurut Lukman, tarif retribusi kini naik Rp 500,00. sementara sewa kios naik Rp 1000 dari sebelumnya setiap meternya.
“3×3 itu biasanya 18 ke 27, 4×4 biasnaya 34 ke 48,” ujar dia.
Lukman menilai pemerintah kurang care terhadap pedagang pasar KLD. Dulu waktu dipindah, lanjut dia, kesepakatannya adalah ganti untung bukan ganti rugi.
“Pengawalanya dari dulu sampai sekarang tidak ada,” tegas dia.
Oleh karena itu, para pedagang KLD kata Lukman menolak isi perda yang mengatur soal tarif retribusi, sewa dan perpanjangan kios.
“Karena kami yang terdampak dari kebijakan itu. Sementara hearing perda tidak melibatkan kita,” tegas dia.
Ia pun berharap retribusi bisa dikecualikan antara central kota dan pinggiran. Sebab, lokasi KLD berada di pinggiran kota.
“Kami minta di kecualikan, artinya tidak dinaikan,” pinta dia.
Sementara Ketua Komisi B DPRD Bangkalan, Rokib, menilai wajar adanya kenaikan retribusi, sewa dan perpanjangan kios.
“Itu proses alam, perkembangan alam, BBM nya naik, jad wajar kalau cuma 500 itu,” ucap dia.
Jika para pedagang meminta agar merevisi Perd dan Perbup, lanjut Rokib, Ia meminta para pedagang untuk komunikasi agar menyatukan barisan.
“Mereka maksa direvisi, ya harus kompak. Kalau perlu demo,” tutup dia.
Abdi