Penanews.id, JAKARTA – Stroke tergolong penyakit menakutkan karena selalu datang tiba-tiba. Tapi sebenarnya, stroke sering kali memberi aba-aba alias gejala sebelum ia datang.
Gejala-gejala itu dijelaskan dengan detail oleh Dokter Spesialis Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Dr. Anggraini Dwi Sensuati, dr., Sp.Rad(K). dalam tayangan Youtube Dokter Unair TV.
Menurut Anggraini, perubahan sikap seseorang, dari periang menjadi murung bisa jadi gejalan stroke. Sebab, kata dia, biasanya gejala stroke identik dengan gejala motorik seperti pelo atau kelumpuhan.
Ia menjelaskan gejala lain seperti kehilangan fungsi kognisi atau fungsi berpikir. Serta dengan kehilangan daya ingat.
“Gejala stroke bermacam-macam tergantung saraf yang terkena. Tidak selalu disertai dengan gejala motorik atau kelumpuhan,” ujarnya dikutip dari kompas.com.
Sedangkan gejala motorik stroke juga beragam. Agar mudah diingat, Dokter Anggarini menyingkatnya dengan SEGERA KE RS. Antara lain:
Senyum tidak simetris
Gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba
Kemudian tiba-tiba pelo
Bicara ngelantur hingga tidak dapat berbicara
Lalu kebas atau kesemutan
Rabun dan sakit kepala hebat yang tidak bisa dirasakan sebelumnya.
Karenanya jika sudah mengalami gejala-gejala di atas, ditambah seorang tersebut memiliki risiko seperti diabetes dan jantung, ataupun di atas usia 40 tahun, sebaiknya segera melakukan deteksi dini ke rumah sakit.
Karena stroke ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan saraf otak. Yang terlambat sedikit penanganannya, kerusakan yang dihasilkan akan parah.
“Kematian sel neuron sangat bergantung pada waktu. Dalam sekali terjadi stroke, bisa 1,2 miliar sel saraf yang mati. Ini mempercepat 36 tahun penuaan,” jelasnya.
Penanganan stroke
Ia mengatakan, pasien yang mengalami gejala-gejala di atas bisa datang ke rumah sakit yang memiliki fasilitas CT Scan.
Adapun CT Scan ini merupakan pemeriksaan radiologi dasar untuk mendeteksi gejala stroke atau penyakit lain.
Juga untuk mendeteksi apakah stroke ini disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah atau pendarahan. Karena dua jenis stroke ini penanganannya berbeda.
Namun jika gejalanya lebih berat, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan MRI, pemeriksaan jantung (ECO Cardiografi) dan leher (USG Doppler Carotis).
Lantara stroke merupakan penyakit yang paling mematikan di Indonesia. Masyarakat harus lebih waspada dan peduli akan kesehatan.
“Karena stroke itu datangnya memang tiba-tiba. Kami sarankan setidaknya melakukan deteksi dini saat memasuki usia 40 tahun,” tandasnya.
EMbe