Penanews.id, BANGKALAN- Adanya penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak ternyata berdampak besar terhadap ekonomi peternak dan pedagang sapi-kambing di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Seorang peternak sekaligus pedagang sapi-kambing asal Desa Paterongan, Kecamatan Galis, Mat seli (39) mengatakan, dirinya tak bisa berbuat apa-apa ditengah merebaknya wabah PMK.
Baca Juga:
“Pendapatan merosot tajam. Bagi kami, hasil ternak dan dagang dipasar cari hasil dari penjualan hewan ternak sulit,” kata dia kepada Penanews.id. Senin, 20 Juni 2022.
Mat seli mengatakan tidak ada penutupan pasar hewan di Kabupaten Bangkalan. Meski demikian, lanjut dia, wabah PMK menjadi momok menakutkan bagi masyarakat.
“Sangat berdampak bagi kami, di pasar sangat sepi pembeli. Masyarakat pada takut, padahal hewan ternak kami sehat,” terang dia.
Mat seli berharap virus PMK segera berkahir, dan perputaran ekonomi peternak bisa bangkit kembali, terlebih menjelang hari raya idul adha.
“Entah apa yang terjadi. Masyarakat katanya banyak takut yang mau makan daging sapi. Padahal informasi yang saya terima dari berbagai media informasi terpercaya, daging sapi terkena PMk aman dimakan, apalagi yang sehat. Kenapa isu ini terus berhembus, dan masyarakat takutnya berlebihan,”ucap Ia bertanya- tanya.
Syahril Abdillah, peternak asal Desa Daleman (28) Kecamatan Galis, meminta pemerintah, khususnya Pemkab Bangkalan lebih gencar lagi sosialisasi soal keamanan menyantap daging sapi.
“Seharusnya pemerintah lebih masif sosialisasi soal keamanan memakan daging. Disamping sosialisasi pencegahan dan pengobatan hewan yang tertular PMK,” pinta dia.
Syahril mengatakan animo yang berkembang di masyarakat bawah bahwa makan daging sapi diangap berbahaya. Hal ini, lanjut dia, menjadi momok menakutkan jika tidak dijelaskan.
“Banyak yang takut makan daging sapi. Ada yang bilang berbahaya dan ini itu, padahal tidak, saya sekeluarga sering makan kok akhir-akhir ini. Kenapa takut, wong pemerintah mengatakan aman,” tegas dia.
Al