Penanews.id, MANOKWARI – Sabtu 4 Juni 2022, menjadi hari paling berbahagia sekaligus paling tragis dalam perjalanan hidup seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Jadi hari itu, prajurit TNI berinisial Sersan Satu AFTJ sedang berbahagia karena baru saja mempersunting gadis pujaan hatinya.
Resepsi pernikahan yang digelar di Kampung Aimisi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, berlangsung lancar dan aman tanpa ada gangguan.
Namun, beberapa jam kemudian. Semua kebahagiaan mendadak sirna. Pesta pernikahan yang tadinya damai mendadak diwarnai peristiwa tragis yang berdarah.
Dua orang terluka parah, yang satu adalah adik ipar atau adik dari istri Sertu AFTJ dan satu korban lainnya temannya sendiri berinisial Sertu BY.
Peristiwa berdarah itu berawal dari terjadinya keributan antar tamu yang sedang asyik berjoget di panggung dangdut yang digelar kedua mempelai untuk meramaikan pesta pernikahan mereka.
Entah kenapa, tiba-tiba terdengar letusan senjata api yang diduga dilepaskan oleh sang mempelai sendiri, yaitu Sertu AFTJ. Nahasnya, peluru yang dimuntahkan dari moncong senjata mengenai kedua korban.
“Korban RIB meninggal dunia di Puskesmas Prafi akibat luka tembak di bagian dada kiri. Sementara Sertu B yang mengalami luka tembak di bagian perut sebelah kiri, saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Manokwari,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI Tatang Subarna dalam siaran resmi dilansir VIVA Militer, Senin 6 Juni 2022.
Menurut Brigjen TNI Tatang, pihaknya bergerak cepat dalam mengusut kasus itu. Pasca insiden tembakan, Polisi Militer (PM) dari Detasemen POM Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari langsung melakukan pemeriksaan dan Sertu AFTJ diamankan.
“Terduga pelaku saat ini sedang menjalani proses hukum di Pomdam Kasuari. Pemeriksaan awal sudah dilakukan terhadap yang bersangkutan dan beberapa saksi. Tapi, hingga kini masih terus dilakukan pengembangan untuk mengumpulkan bukti. Jika benar melanggar, akan langsung diproses sesuai ketentuan hukum militer yang berlaku,” kata Brigjen TNI Tatang.
Brigjen TNI Tatang menuturkan, dari penyelidikan sementara, keributan di acara dangdut itu pecah akibat terjadi saling senggol antar para penjoget. “Kemudian hal tersebut berkembang menjadi keributan yang terus memanas, hingga terjadi penembakan,” ujar Brigjen TNI Tatang.
Sumber: viva.co.id