Penanews.id, BANGKALAN- Banyak cara dilakukan untuk membangunkan warga sekitar untuk menyantap makan sahur selama bulan Suci Ramadhan, musik patrol atau ur-saur salah satunya.
Musik patrol adalah musikalisasi yang ditabuh dari berbagai jenis alat yang bisa menimbulkan suara irama musik. Alat itu terdiri dari drum, bambu, besi, pianu, hingga alat musik modern.
Baca Juga:
Di Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur misalnya, musik patrol tidak sulit ditemukan. Bahkan hampir setiap desa ketika pukul 24.30- 03.30, musik itu berkumandang.
Adapun pemain musik patrol personelnya mayoritas terdiri dari kalangan pemuda hingga anak-anak.
Tradisi membunyikan musik patrol selain mengelilingi lingkungan sekitar, juga dikumpulkan dalam satu tempat yang terdiri dari puluhan grup perwakilan dusun atau desa.
Orkestra ini, masing- masing grup menabuh silih berganti. Dikomandoi tukang panggil ala sandur (trdis madura), pagelaran musik patrol berjalan tertib hingga mengundang ratusan orang penonton.
Seorang pemuda Asal Desa Daleman, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Junaidi Mengatakan, budaya musik patrol menjadi tradisi tahunan pemuda desa setiap tiba bulan ramadhan.
“Niat awal dari menabuh patrol adalah untuk membangunkan umat islam untuk masak hingga santap sahur,” kata dia kepada Penanews.id. kamis, 28 April 2022.
Menurut Junaidi, musik patrol ini seakan menjadi tradisi tahunan selama bulan puasa. Hampir setiap desa di Madura, lanjut dia, musik ini sangat mudah ditemukan.
“Kami memiliki grup masing-masing. Alatnya ya,terdiri dari drum, pentungan, hingga di modifikasi seperti alat orkestra musik pada umumnya,” terang dia.
Cerita Junaidi, musik patrol dulunya mengelilingi setiap lorong kampung yang jaraknya hingga puluhan kilo meter. Namun, lanjut dia, kini pagelarannya di desain di satu tempat.
“Dulu kan identik dengan bunyi adu nyaring, sekarang identik dengan suara musik yng bisa dinikmati dan dikumpulkan dalam satu tempat,” papar dia.
Dengan disatukan di satu tempat, Junaidi mengatakan pagelaran musik patrol lebih menjadi ajang hiburan sekaligus menjadi penguat tali silaturahim antar pemuda.
“Ini sangat bagus dan harus dilestarikan,” ujar dia.
Junaidi berharap, adanya musik patrol tidak dianggap sebagai pengganggu ketertiban masyarakat. Akan tetapi, menjadi hiburan pemuda desa selama bulan puasa.
“Niat kita hanya ingin membangunkan untuk sahur. Agar warga tidak kesiangan,” tutup dia.
Abdi