
Penanews.id, JAKARTA – Belasan aktivis Greenpeace sempat mencegat dua kapal tanker di lepas pantai Denmark pada Kamis pekan lalu, 31 Maret 2022. Salah satunya adalah kapal milik BUMN migas yakni PT Pertamina International Shipping bernama Pertamina Prime.
Bagaimana kronologi penghadangan kapal tanker milik cucu usaha PT Pertamina (Persero) tersebut?
Pencegatan kapal tanker ini ini adalah tindak lanjut dari langkah Greenpeace mengorganisir aksi untuk menyerukan larangan impor bahan bakar fosil dari Rusia, menyusul serangannya ke Ukraina.
Untuk memblokir kapal tanker yang memuat minyak kiriman dari Rusia itu, para aktivis menaiki kayak dan berenang.
Para aktivis Greenpeace lalu melukis “Perang Bahan Bakar Minyak” di lambung Pertamina Prime. “Pada pukul 11:00 (09.00 GMT), para aktivis mulai memblokade supertanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain Seaoath mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak,” kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager dikutip dari French 24.
Namun, French 24 menuliskan bahwa kedua kapal itu milik Rusia. Sekitar 100.000 ton minyak mentah akan ditransfer antara kedua kapal.
Adapun dalam dua minggu terakhir, Greenpeace cabang Denmark telah beberapa kali menindak kapal-kapal Rusia yang melakukan transfer minyak. Tindakan kali ini adalah blokade pertama yang berhasil.
“Baru kali ini kami berhasil menghentikan pengiriman. Dalam kasus lain, kapal tanker dialihkan atau dipercepat”, kata Oehlenschlager.
Ia menyebutkan, Greenpeace akan terus mempertahankan blokade selama mungkin. “Untuk memastikan kapal tidak bisa saling berdekatan untuk melakukan transfer”, kata Oehlenschlager. Ia pun mendesak Denmark untuk melarang pengiriman minyak Rusia di perairannya.
Kepala Greenpeace Denmark, Sune Scheller, menambahkan, layanan pelacakan yang diluncurkan oleh Greenpeace Inggris telah mengidentifikasi setidaknya 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan 132 di antaranya menuju ke Eropa.
“Meskipun beberapa negara menyatakan larangan kedatangan kapal Rusia, batu bara, minyak, dan gas fosil Rusia masih tiba melalui kapal yang terdaftar ke negara lain,” kata Scheller.
Dalam tindakan ini Greenpeace menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk membuat pilihan jangka panjang dalam menanggapi perang di Ukraina. Langkah ini diharapkan akan membantu menciptakan perdamaian dan keamanan, dan membuat pilihan untuk menciptakan masa depan yang stabil seperti transisi cepat ke energi yang efisien dan terbarukan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada pekan lalu mengatakan perusahaan energi plat merah itu berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang akan diolah di Kilang Balongan.
Untuk itu, kata Nicke, Pertamina saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan proses pembelian minyak ini tidak memicu masalah lebih lanjut.
Sumber: tempo.co