
Penanews.id, JAKARTA – Ketika terpilih lagi sebagai Rais Aam PBNU pada Muktamar ke 34 di Lampung, para kiai sepuh NU yang terkumpul dalam AHWA, meminta KH Miftachul Akhyar tidak rangkap jabatan.
Ketentuan ini rupanya membuat Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas panik. Sebab, saat ini Kiai Miftachul Akhyar juga menjabat Ketua MUI.
Maka Anwar pun membuat permohonan kepada Nahdlatul Ulama (NU) agar mengizinkan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Miftachul Akhyar merangkap sebagai Ketua Umum MUI.
“Dengan penuh kerendahan hati MUI meminta dan memohon dengan sangat kepada NU agar memperkenankan Bapak KH Miftachul Akhyar supaya tetap bisa merangkap dan melaksanakan tugasnya menjadi Ketua Umum MUI,” kata Anwar Abbas, Senin (27/12).
Anwar mengatakan MUI merupakan tempat berhimpun dan bermusyawarah para ulama, pemimpin organisasi, dan cendekiawan dari berbagai organisasi, profesi, dan perwakilan umat Islam.
Menurutnya, MUI sangat membutuhkan sosok pemimpin yang cakap dan bisa merekatkan persatuan di antara umat Islam. Anwar menegaskan sosok Miftachul akhyar sangat dibutuhkan MUI.
“Sosok beliau terus terang sangat-sangat dibutuhkan oleh MUI,” tuturnya.
Miftachul kembali terpilih sebagai Rais Aam PBNU pada Muktamar ke-34, pekan lalu.
Saat itu para kiai sepuh yang tergabung dalam Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 meminta Miftachul tidak merangkap jabatan. Ahwa adalah kumpulan kiai sepuh yang memilih Rais Aam PBNU.
Miftachul juga tercatat sebagai Ketua Umum MUI masa bakti 2020-2025. Ia terpilih berdasarkan musyawarah yang dilakukan oleh 17 Tim Formatur yang dipilih oleh peserta Munas X MUI yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, November 2020.
Kiai Miftah, sapaan Miftachul, adalah Ketua Umum MUI ke-8 sejak organisasi ini berdiri pada 1975 lalu. Ia menggantikan posisi Ma’ruf Amin menjabat sebagai Ketum MUI 2015-2020.
Sumber: CNN Indonesia