Penanews.id, Di acara Kongres Ekonomi Umat ke 2 Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas, Wakil Ketua MUI, menyampaikan kritik pada Presiden Joko Widodo. Dia berbicara tentang kesenjangan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat yang semakin terjal.
“Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah terutama oleh dunia perbankan sehingga akibatnya kesenjangan ekonomi dan sosial di tengah-tengah masyarakat tampak semakin terjal, dan itu bisa kita lihat dalam indeks gini ekonomi kita yang berada pada angka 0,39. Kalau saya tidak salah sebelum Pak Jokowi 0,41 ya, tetapi begitu kepemimpinan negeri ini diambil oleh Pak Jokowi turun menjadi 0,39,” ujar Anwar dilansir Merdeka.com.
Anwar kemudian memberi contoh ketimpangan di bidang pertanahan yang menurut indeks sangat memprihatikan. Seban 1 persen penduduk di Indonesia menguasai 5 persen lahan.
“Cuman dalam bidang pertanahan, indeks iini kita sangat memperihatinkan itu 0,59 artinya 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya sekitar 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini,” tegasnya.
Mendengar kritikan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak jadi menggunakan bahan sambutan yang telah disiapkan saat menjadi pembicara di acara Kongres itu. Jokowi memilih langsung menjawab kritikan yang disampaikan Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas dalam forum tersebut.
“Tadi saya disiapkan bahan sambutan segini banyaknya, tapi setelah saya mendengar tadi dokter buya Anwar Abbas menyampaikan itu saya engga jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh doktor buya Anwar Abbas,” ujar Jokowi dilansir merdeka.com.
Jokowi menjelaskan mengenai masalah penguasaan lahan dan tanah. Dia meluruskan mengenai distribusi reforma agraria. Jokowi menyebut sudah 4,3 juta hektare dibagi dari target 12 juta.
“Pertama yang berkaitan dengan lahan, dengan tahan, penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan Buya betul, tapi bukan saya yang membagi. Ya itu saya jawab, harus saya jawab,” katanya.
“Dan kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare dari targer 12 juta yang ingin kita bagi,” ucapnya.
Jokowi menyebut, saat ini pemerintah sudah memiliki bank tanah. Ia bilang mulai bulan depan akan mulai mencabut satu persatu tanah yah ditelantarkan.
“Dan saat ini kita sudah memiliki bank tanah, akan kita lihat HGO, HGP yang ditelantaran semuanya, mungkin insya allah bulan ini akan saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai, untuk saya cabut satu persatu yang ditelantarkan. Karena banyak sekali. Konsesinya diberikan, sudah lebih 20 tahun, 30 tahun tapi tidak diapa-apakan, sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lainnya,” ujarnya.
Jokowi pun menawarkan memberikan lahan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jokowi siap menyiapkan tanah hingga 50 hektare.
“Kalau bapak ibu sekalian ada yang memerlukan lahan dengan jumlah yang sangat besar, silahkan sampaikan kepada saya, akan saya carikan, akan saya siapkan, berapa? 10 ribu hektare? bukan meter persegi tapi hektare. 50 ribu hektare? Tapi dengan sebuah itung-itungan proposal juga yang visibel,” ujarnya.
“Artinya ada visi study yang jelas. Akan digunakan apa barang itu, lahan itu. Akan saya berikan, saya akan berusaha untuk memberikan itu, Insya Allah. Karena saya juga punya bahan banyak stok, tapi nggak saya buka kemana-mana. Kalau bapak ibu sekalian ada yang memiliki silahkan datang ke saya diantar oleh buya Anwar Abbas,” ujar Jokowi.
Embe/Merdeka.com