Penanews.id, JAKARTA- Pada hari Rabu, (10/11/21), tepat Hari Pahlawan 10 November, Lembaga Cegah Radikalisme & Terorisme Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (baca: LCRT PB PMII) seca resmi launching. Selain napak tilas dedikasi dan perjuangan para pahlawan, LCRT bermaksud memberitahukan kepada khalayak luas tentang usaha LCRT PB PMII dalam rangka menjaga dan merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kelembagaan strategis ini diharapkan mampu memberikan menguatkan agenda pemerintaj dalam pencegahan bidang kejahatan radikalisme dan terorisme yang sudah masuk dalam kategeri extra ordinary crime (kejahatan luar biasa).
Sejalan dengan semangat tersebut, Kabul Doniyanto, Direktur LCRT PB PMII, menegaskan kesiapan sumber daya manusia PMII di setiap level kepengurusan dalam melakukan kontra terorisme dan radikalisme.
“Jaringan internal PMII hampir di setiap, provinsi kabupaten/kota serta kampus di seluruh Indonesia ada anggota dan kader PMII”, beber Sahabat Doni, sapaan akrabnya.
Sumber daya yang besar dan terstruktur tersebut tentu tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maun non pemerintah.
“Sinergi PMII dengan instansi pemerintah dalam isu ini akan semakin memperkokoh kesiapsiagaan nasional menuju Indonesia Emas, 2045”, pungkas mahasiswa Magister Universitas Indonesia asal Demak ini.
Lebih lanjut, sebagai sayap PB PMII, keberadaan LCRT bisa semakin kongkrit dan maksimal bagi kebaikan bangsa Indonesia di setiap lini kehidupan bebrbangsa dan bernegara.
“PMII berusaha hadir mewarnai atau bahkan memimpin jalannya perubahan di setiap sendi-sendi kehidupan negara berasaskan Pancasila ini”, harap M. Abdullah Syukri, pada saat memberikan sambutan.
Gus Abe, sapaan akrabnya, mengajak stakeholder yang memiliki konsentrasi yang sama agar bersedia membimbing dan mengarahkan LCRT berjalan dan bergerak sebagaiman mandat yang semestinya”, pungkasnya, mengakhiri sambutan.
Pada kesempatan Launching dan Peringatan Hari Pahlawan tersebut, LCRT mengundang dan melibatkan sejumlah pihak yang terdiri dari, BPIP, BIN, Intelkam Polri, BNPT, Komisi III DPR RI, dan PKC, PC, PK dan PR PMII dan lain sebagainnya.
Romo Benny Susetyo, Stafsus Dewan Pengarah BPIP RI, selain menekan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ia juga menekankan penting sahabat-sahabat PMII merebut wacana di tataran media sosial dan dan transformasi teknologi.
“Merasa benar sendiri ini merupakan persoalan cukup serius dalam negara yang telah sepakat tanpa membedakan SARA”, tegas beliau di sela-sela pemaparan materi secara virtual melalui zoom meeting.
Romo Benny, berharap PMII dapat memainkan peran intelektualnya dalam wilayah kampus dan informasi secara kebih konsisten. Beliau mengakui, menguatnya politik identitas pasca peralihan kepemimpinan Gubernur DKI beberapa tahun lalu. Beliau mengkritisi sejumah istilah politik yang dipaksakan dalam memaknai keragaman, semisal istilah kelompok mayoritas dan minoritas yang terus digoreng sampai hari ini.
Senada dengan peryataan di atas, Wawan Purwanto, BIN Deputi VII, juga tidak menampik menguatnya politik identitas yang semakin marak belakangan ini. Tentu saja kondisi ini tidak berjalan secara sendiri-sendiri. Semua terhubung tidak saja berkaitan dengan politik kekuasaan, melainkan juga persoalan kemiskinan yang mengangnga dan belum merata di setiap bagian wilayah Indonesia.
“Indonesia Emas 2045, bukanlah isapan jempol belaka, PMII harus hadir jadi lokomotif bagi para pemuda mewujudkan stabilitas ideologi dan pemikiran yang senafas dengan komitmen tersebut”, ajaknya kepada seluruh peserta Webinar.
Beliau juga mengakui bila kondisi pemuda lebih mudah rentan dan tergoda dengan berbagai pengaruh ideologi transnasional seiring melemahnya kecintaan kepada tanah air.
Sementara itu, Mas Abdul Malik, perwakilan BNPT juga mengapresiasi iktikad baik PMII dalam memaknai perang semesta ini dengan mengambil tema, Pemuda Bangkit, Tanpa Intoleransi. Sebab, kalau pemuda sudah memiliki sikap dan karakter toleransi yang kuat dimungkinkan dapat terhindar dari sikap-sikap radikal dan perilaku terorisme.
“Pencegahan berarti usaha membendung kemunculan hal-hal yang tidak diinginkan, mencegah lebih baik”, terang Mas Malik, mewakili Brigjen. Pol. R. Akhmad Nurwahid, Direktur BNPT.
Pada aspek sosial Budaya, Okky Tirto alias Bang Otie, juga mendorong para pengurus, kader, dan anggota PMII, lebih konsisten, terukur dan terkait isu ini. Lebih lanjut Bang Otie, mengajak memperluas cakupan pencegahan radikalisme dan terorisme tidak semata-mata kontra narasi atau menguasai wacana di dunia virtual semata.
“Tidak semua dipicu karena pemahaman agama yang parsial dan dangkal, bisa juga akibat peluang ekonomi dan perut yang tidak tercukupi”, bebernya saat memberikan closing statement pemaparan materi. Selaku pengamat sosial budaya, beliau mengajak PMII dapat menerapkan tersebut dengan didukung sejumlah riset mandiri, dan performa PMII yang mampu melahirkan berbagai kesempatan ekonomi dan peluang kerja”, pungkasnya.
Acara launching dan peringatan hari pahlawan mendapat banyak dukungan dan semangat, salah satunya dukungan tersebut dengan adanya karangan bunga yang diberikan oleh, Kepala BPIP RI, Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D, dan ucapan-ucapan lain yang diberikan melalu WA kepada pengurus LCRT PB PMII. Kegiatan dengan kemasan Webinar ini berlangsung dari pukul 13.00 sampai dengan 15.30 WIB.
Red