Penanews.id, SUMENEP – Komisi I DPRD Sumenep memanggil Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia atau BPPSDM.
Hearing yang berlangsung pada Jumat petang, 15 Oktober 2021 ini, untuk mengklarifikasi temuan BPPSDM ihwal dugaan bolos berjamaah para pegawai ASN yang bertugas di Rumah Sakit (RS) Abuya Kangayan, Pulau Kangean.
Suasana rapat menjadi panas, ketika kepala Dinas Kesehatan Sumenep, Agus Mulyono diberi waktu menjawab temuan itu. Sebab, data yang dibeberkan Agus berkebalikan dengan temuan di lapangan.
Versi Dinkes Sumenep, data pegawai yang masuk ke RS Abuya Kangayan sebanyak 43 orang dari total 70 ASN yang bertugas di sana. Lewat data itu, Agus membantah temuan
Bahwa ASN yang bertugas di RS Abuya diduga bolos berjamaah.
Menurut Agus, sebagian dari ASN ada bertugas di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep sebanyak 4 orang dan sebagian yang lain ditugaskan mengurus SPJ. Setelah selesai mengurung SPJ, mereka kembali bertugas di RS Abuya.
Usai mendengar penjelasan itu, politisi Partai Demokrat, Moh Hanafi nampak emosional.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Sumenep itu “ngamuk” karena data yang disampaikan Dinkes tidak sinkron dengan hasil sidak yang dilakukan BKPSDM.
Hanafi membeberkan, data dari BKPSDM, ASN yang hadir ke RS Abuya sebanyak 59 orang. Dengan keterangan 7 orang sakit, 2 izin dan dua lainnya ada tugas.
Sebab itu, Hanafi menuding Dinkes berbohong soal penjelasan ASN yang kembali ke RS Abuya Kangayan setelah ngurus SPJ.
Menurutnya, komisi I telah mengantongi data soal dugaan ASN bolos secara berjamaah. Jauh sebelum adanya berita ASN bolos, Hanafi ternyata telah mengutus orang ke RS Abuya Kangayan untuk memantau ASN setiap hari. Ditemukan sekitar 15-20 orang yang bertugas di sana.
Hanafi menambahkan, ASN mulai berdatangan dan aktif kembali dari daratan ke pulau setelah ramai pemberitaan di media massa dan ada perintah untuk apel.
“Itu baru datang. Ada banyak ASN yang baru datang dari daratan. Sebelumnya tidak pernah ada apel. Dan setelah ada apel kemudian berbondong-bondong datang ke pulau,” tegasnya.
Politisi asal Pulau Kangean itu mengaku mengantongi identitas ASN yang tiap hari ada di daratan. Bahkan, Ia menduga sudah satu tahun orang tersebut ada di rumahnya. “Tiap hari mata saya sendiri melihat orang itu.
ASN yang selama ini ditengarai bolos diduga sengaja dilindungi. Maka, ia meminta agar semua ASN yang bertugas di RS Abuya dikembalikan, termasuk yang ditugaskan di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep. “Laksanakan tugasnya. Jangan korbankan masyarakat Pulau Kangean,” pintanya.
Desakan dari para wakil rakyat itu, rupanya bukan gertak sambal belaka. Bahkan, jika ASN setelah pertemuan itu tidak dikembalikan ke RS Abuya, akan dilaporkan ke KSN. Batasnya, Senin lusa sudah tidak ada lagi ASN RS Abuya berkeliaran di daratan.
Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono membantah ada bolos. Mereka tidak masuk karena ada alasan yang berbeda, salah satunya ngurus SPJ dan ada sift.
Selain itu, ketika disinggung soal data yang tidak sinkron, Agus juga tidak membenarkannya. Diakuinya, data yang disampaikan sudah sesuai fakta. Kemungkinan data antara BKPSDM dengan Dinkes di waktu yang berbeda. Pihaknya menyebut data 43 ASN yang masuk pada Senin 11 Oktober 2021.
Sementara soal sanksi, pihaknya mengatakan harus ada sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Namun, ia berkomitmen akan memaksimalkan layanan di RS Abuya Kangayan.
BUS