Penanews.id, JAKARTA – Dalam rapat dengan Komisi VIII DPR beberapa hari lalu, Kementerian Sosial mengusulkan anggaran Rp3, 2 triliun untuk membantu anak-anak yatim piatu, termasuk anak-anak yang menjadi yatim piatu karena pandemi COVID-19.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengusulkan anggaran itu bisa diambil dari pengalihan anggaran Kementerian Sosial yang ditujukan untuk pembangunan fisik.
“Anggaran Rp3,2 triliun untuk anak yatim, yang awalnya untuk bangun-bangun, kita revisi,” kata Risma dikutip dari Antara.
Data Kemensos menyebut ada 15.000 sampai 16.000 anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tua akibat COVID-19.
Ini belum termasuk 4 juta anak yatim piatu yang berada di bawah binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial dan dalam pengasuhan keluarga tidak mampu.
Menurut Risma, bantuan nantinya berupa uang tunai, dengan rincian Rp300 ribu per bulan bagi yang belum sekolah dan Rp200 ribu per bulan bagi anak yang sudah sekolah.
“Ada 6.000 anak yang belum sekolah dan 14.000 anak yang sudah sekolah,” ujar Risma.
Kementerian Sosial juga akan memberikan bantuan selama empat bulan kepada anak-anak binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dengan nilai bantuan Rp300 ribu per bulan bagi anak yang belum sekolah dan Rp200 ribu per bulan bagi anak yang sudah sekolah.
Bantuan untuk anak-anak binaan LKSA ditargetkan mencakup 4.000 anak yang belum sekolah dan 41.000 anak yang sudah sekolah.
“Dampak pandemi COVID-19 ini berat untuk yayasan, makanya kita masukkan yang di LKSA karena yang menyumbang sekarang menurun,” kata Risma.
Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Komisi VIII Fraksi NasDem, Lisda Hendrajoni mengapresiasi langkah yang sigap Kemsos dalam merespon persoalan tersebut.
Lisda berharap data akurat tersebut bisa didapatkan segera, agar program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
“Kita apresiasi respon cepat dari Kemensos, sesuai dengan apa yang sebelumnya terkait anak yatim atau piatu akibat Covid-19 ini. Kita juga akan mendorong para pihak agar segera melaporkan data yang akurat agar respon cepat dari kementerian ini dapat terlaksana,” ungkap Lisda.
EMbe