Penanews.id, Ponorogo – KKN menjadi bukti nyata dalam pengamalan tri dharma perguruan tinggi pada point 3 yang berbunyi “pengabdian kepada masyarakat” dimana mahasiswa setelah mendapatkan teori selama perkuliahan, KKN merupakan wujud nyata implementasi atau praktik ilmu yang bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang mana diatur dalam Undang-Undang pendidikan tinggi.
Tidak hanya dalam pengamalan tri dharma perguruan tinggi saja akan tetapi mengamalkan tri fungsi mahasiswa pada point satu yang berbunyi “Agent of Change” dimana mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan di ruang lingkup masyarakat, mulai lingkungan masyarakat di sekitar kampus dan sekitar tempat tinggal mahasiswa. Universitas Trunojoyo Madura kampus yang berlokasi di Jl. Raya Telang, Perumahan Telang Indah, Telang, Kamal, Kabupaten Bangkalan.
Mahasiswa semester 6 dari beberapa fakultas sedang menjalankan KKN pada semester ganjil yang dipanitiai oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) dengan waktu KKN selama 2 bulan dimulai dari tanggal 21 mei hingga 17 Juli 2021 yang diikuti 1.697 mahasiswa dari 124 Kelompok, KKN Tematik pada tahun ini bertemakan “Bangkit di Masa Pandemi”.
Kelompok KKN-T 58 melaksanakan KKN di Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Diana Ika Putri Novitasari adalah mahasiswa Teknologi Industri Pertanian di Universitas Trunojoyo Madura salah satu anggota dari KKN-T 58 melakukan inovasi dengan “Menyulap daun sirsak menjadi pestisida nabati dengan memiliki beberapa keunggulan”.
Pestisida nabati merupakan suatu pestisida yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang residunya mudah terurai di alam sehingga aman bagi lingkungandan kehidupan makhluk hidup lainnya,teknik pengendalian hama menggunakan pestisida nabati yang merupakan pengendalianhama terpadu diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman.
Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana, bahan bakunya yang alami atau nabati membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan.
Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis.
Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar. Pestisida nabati ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya.
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:
- Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
- Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
- Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
- Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam.
- Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
- Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
- Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.
- Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga
Di dalam daun sirsak mengandung senyawa Fitosterol, Tanin, Ca-oksalat clan Alkaloid murisine yang sangat bermanfaat untuk dijadikan bahan pestisida nabati.
Pestisida nabati berbahan baku daun sirsak berjenis insektisida atau racun serangga yang bersifat racun kontak juga bisa sebagai penolak dan penghambat nafsu makan pada hama khususnya hama serangga. Pestisida nabati yang dibuat dari daun sirsak, bawang putih, sereh dan sunlight.
Bawang putih berfungsi untuk pengusir serangga dengan baunya yang khas. Bawang putih juga mengandung alisin yang akan membantu pertumbuhan jaringan yang rusak. Sereh digunakan karena mengandung minyak atsiri. Mekanisme minyak atsiri sereh terdiri dari sebagai bahan penolak atau mengacaukan aroma penarik agar hama tidak menuju tanaman tersebut dapat dialihkan, sebagai bahan penghambat makan atau menimbulkan ketidaksukaan sehingga konsumsi hama pada tanaman menjadi berkurang, dan sebagai pembunuh hama atau minyak atsiri yang terdapat pada sereh mempunyai efek iritasi.
Efek ini menyebabkan kerusakan pada integumen hama sehingga terjadi proses transpirasi tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kematian pada hama tersebut. Sementara itu sunlight berfungsi sebagai perekat ketika larutan disemprotkan. Dari banyaknya manfaat dan fungsi dari pestisida ini, para petani sangat merespon baik dengan adanya pestisida nabati. Karena bahan yang digunakan untuk membuat pestisida nabati sangat ramah lingkungan.
Cara pengaplikasiannya atau cara penggunaan pestisida nabati yaitu 1 liter pestisida nabati dilarutkan dalam 10 liter air lalu dimasukkan ke dalam alat penyemprotan dan lakukan penyemprotan ke tanaman. Walaupun tidak tahan lama dan membutuhkan proses yang tidak berulang-ulang, tapi pestisida ini sangat terjangkau dengan bahan baku yang ada disekitar rumah. Berikut bahan-bahan dan cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak :
a) Bahan-bahan:
- Segenggam daun sirsak
- 10 batang sereh
- 20 siung bawang putih
- 250 ml sunlight
b) Cara pembuatan:
- Menyiapkan bahan-bahannya
- Menumbuk daun sirsak, sereh dan bawang putih hingga halus
- Setelah bahan ditumbuk kemudian mencampurkan 250 ml sunlight
- Menambahkan air sebanyak 12 liter lalu diaduk
- Merendam atau difermentasi selama 2 – 3 hari
- Pestisida siap untuk digunakan
Diana Eka PN