Penanews.id, BANGKALAN- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami (Syamrabu) Bangkalan, dr Nunuk Kristiani angkat bicara soal isu miring yang menyebut ketika masuk ke rumah sakit pasti keluarnya meninggal.
Nunuk mengatakan angka kasus kematian pasien Covid 19 tidak hanya terjadi di RSUD kabupaten ujung barat pulau Madura. Di Surabaya, dan daerah lain, kata dia, angka kematian juga cukup tinggi.
“Bahkan seluruh indonesia tinggi sekali, melebihi india. Jadi tidak hanya di Bangkalan,” ujar dia kepada Penanews.id saat ditemui di Gedung DPRD Bangkalan, Selasa, 13 Juli 2021, usai memenuhi pemanggilan Komisi D untuk memberikn penjelasan terkait meninggalnya pasien Covid 19 di RSUD dalam kondisi hamil.
Kata Nunuk, rata- rata pasien yang datang ke rumah sakit plat merah itu kondisinya telah kritis. Kemungkinan Untuk selamat, perempuan berkaca mata itu mengatakan nihil.
“Jadi kebanyakan pasien ini kondisinya berat dan kritis, bukan ringan. Kemungkinan diselamatkan kecil ketimbang yang sedang.
Yang namany pasien covid, kita tidak dapat memperediksi.
Nunuk mengungkapkan setiap harinya pasien Covid yang masuk ke RSUD Bangkalan antara 20 sampai 30 orang. Sementara tempat tidur yang terpakai, sampai saat ini mencapai 65 persen dari 320 tempat tidur yang tersedia.
“Tapi secara presentasi sudah menurun, kasus kematian pun juga terus menurun,” tegas dia.
Nunuk berharap masyarakat mau mengenal lebih detail tanda- tanda seseorang terindikasi terpapar virus corona. Jika gejala virus yang menyerang pernafasan itu mulai ada, Ia meminta masyarakat agar tidak takut menjalani swab.
“Segera ke Puskesmas untuk swab antigen. Swab ini untuk mendeteksi apakah pasien ini terinfeksi virus atau tidak, jadi jangan takut- takut untuk di swab,” ujarnya.
Kebanyakan, lanjut Nunuk, pasien Covid 19 ini takut untuk menjalani Swab. Karena ketika masuk ke rumah sakit di Swab, akhirnya merek pulang, dan virus yang melekat pada diri pasien bisa menyebar terhadap orang lain.
“Harusnya 1 orang disembuhkan, supaya tidak menyebar ke yang lain, tapi banyak pasien yang harus dirujuk, eh malah pulang, jadi semakin banyak yang terinfeksi,” tandasnya.
Abdi