
Penanews.id, BANGKALAN- Selasa siang tadi, ada rapat di Pendopo Agung Bangkalan. Temanya: evaluasi pelaksaan PPKM Mikro.
Peserta rapat adalah lima camat dan delapan kepala desa yang telah dinyatakan sebagai zona merah karena tinggi kasus covid-19 di wilayahnya.
Termasuk para Kapolsek, Danramil juga tenaga dari Puskesmas di zona merah, seperti Kecamatan Kota, Arosbaya, Geger dan Klampis. Burneh sebagai satu-satunya yang berada di zona orange juga diundang hadir.
Sederhananya, jika PPKM Mikro diaktifkan, maka kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan akan dibatasi lagi seperti di awal-awal kemunculan Corona.
Mulai dari tak boleh menggelar pernikahan hingga jam buka cafe dibatasi hingga 10 malam.
Banyak cerita lucu atau kisah menyedihkan dalam rapat yang dipimpin Dandim, Kapolres dan Bupati Bangkalan itu.
Perwakilan Desa Tengket misalnya cerita ada warga yang kabur ke tengah laut karena takut Swab.
Tapi puskesmas Arosbaya justru sedang dirumung kesedihan. Sebab, 20 tenaga medisnya dipastikan positif dan 1 meninggal dunia. Kondisi itu telah memengaruhi kondisi psikis tenaga medis yang lain.
Menurut Bupati Bangkalan Abdul Latif, salah satu sumber pendanaan pengetatan PPKM Mikro ini adalah dana desa.
Dia telah meneken aturan yang isinya mewajibkan 8 persen harus dialihkan untuk pelaksanan PPKM di masing-masing desa.
“Untuk apa saja dana itu, nanti akan dibuatkan peruntukannya,” kata dia, Selasa, 21 Juli 2021.
EMBE