• Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer
Kamis, 4 Maret 2021
Penanews.id
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Penanews.id
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Beranda Tekno

Facebook Mulai Kurangi Konten Politik Muncul di Linimasa

Jumat, 12 Februari 2021 14:19
di Tekno
0 0
0
17
Dilihat
FacebookTwitterWhatsApp

penanews.id, JAKARTA– Sejak Rabu (10/2/2021), Manajer Produk Facebook Aastha Gupta mengumumkan rencana perusahaannya membatasi persebaran konten politik muncul di linimasa.

Lewat sebuah rilis di blog resmi kantor, Facebook mengaku sedang utak-atik algoritma agar ujungnya lebih mengerti isu politik apa yang disukai dan tidak disukai pengguna. Langkah awalnya, menyingkirkan yang enggak disukai dulu.

Baca Juga:

. . .

Kebijakan ini masih tahap uji coba, menyasar sedikit kelompok pengguna Kanada, Brazil, dan Indonesia sebagai lahan ujicoba selama beberapa bulan ke depan. Amerika Serikat (AS) juga akan menyusul di minggu-minggu mendatang.

“Tujuan kami adalah untuk menjaga kemampuan pengguna mencari dan berinteraksi dengan konten politik, sembari menghormati selera pengguna lain,” tulis Aastha.

Facebook melaporkan meski konten politik hanya mengisi enam persen dari total keseluruhan konten, namun besaran tersebut cukup mempengaruhi kenyamanan pengguna yang tidak datang ke media sosial untuk melihat cekcok politik.

Pada Januari 2021, Pendiri Facebook Mark Zuckerberg lebih dulu mengumumkan bahwa timnya sedang bereksperimen menekan polarisasi debat politik antar pengguna di platform-nya. Pengembangan algoritma pembatasan konten politik jadi langkah pertama.

“Satu saran paling banyak yang kami dengar dari komunitas kami sekarang adalah bagaimana orang-orang tidak mau melihat pertengkaran politik yang membuat pengalaman menggunakan layanan kami memburuk,” kata Mark, dilansir New York Times.

Tentu saja konten politik tidak akan hilang seluruhnya dari Facebook. Mark menganggap Facebook tetap terbuka pada konten politik, melihat layanannya sering digunakan untuk mengorganisir pergerakan akar rumput, menyuarakan ketidakadilan, ataupun belajar tentang perspektif orang lain. Grup diskusi politik disebut Mark jadi satu lahan yang bisa tetap bisa digunakan untuk menyampaikan ekspresi politik pengguna.

Tekanan pengurangan konten politik hadir salah satunya dipicu Pemilu Amerika Serikat. Facebook disebut jadi musuh bersama Partai Republik dan Partai Demokrat (dua partai berkuasa AS) gara-gara Demokrat menyebut Facebook membiarkan ujaran kebencian dan hoax menyebar, sementara Republik menuduh Facebook melakukan sensor terhadap unggahan yang mereka buat. Kerusuhan di gedung parlemen AS juga direncanakan secara terbuka di sebuah grup Facebook.

Namun yang namanya ketergantungan pastinya sulit dilepaskan. Masalah ketidakpercayaan publik, khususnya soal privasi, yang konsisten menghantui nyatanya tidak membuat Facebook merugi. Akhir 2020, di tengah hujatan gara-gara panasnya pemilu AS, Facebook (termasuk di dalamnya Instagram dan WhatsApp) mencatat keuntungan US$11,2 miliar.

“Meski kasus menerpa, sepertinya tidak ada yang bisa menghentikan laju platform iklan paling penting di dunia,” kata Analis Senior Jesse Cohen.

Tidak dijelaskan mengapa Indonesia dan tiga negara lain negara dipilih Facebook sebagai wilayah percobaan. Bisa jadi karena tiga dari empat negara tersebut memiliki pengguna terbanyak.

Data Cuponation pada 2019 merilis riset yang mengatakan AS memiliki pengguna kedua terbanyak sebesar 190 juta, Brazil di peringkat ketiga dengan 120 juta, dan Indonesia menempel setelahnya juga dengan 120 juta. Ketiga negara tersebut hanya kalah dari India dengan 260 juta pengguna.

Faktor lain juga bisa membantu kita memahami mengapa Facebook memilih Indonesia sebagai yang pertama diredam konten politiknya.

Belanja buzzer Rp90,45 miliar oleh pemerintah pada 2020 dapat menjadi contoh gimana agenda politik di media sosial tumbuh subur. Kalau ada yang modalin besar, industri politik di media sosial jelas mekar.

Semoga dengan begini, konten politik jahat musnah, digantikan lebih banyak video-video kucing lucu.


sumber: vice.com

Tags: Facebook batasi konten politikkebijakan baru Facebook
BagikanTweetKirim

Berita Terkait

Harga dan Spesifikasi Ponsel Baru Xiaomi 9T

Harga dan Spesifikasi Ponsel Baru Xiaomi 9T

1 minggu yang lalu
14
Cegah Video Tiktok  Muncul, Instagram Ubah Algoritma

Cegah Video Tiktok Muncul, Instagram Ubah Algoritma

3 minggu yang lalu
11
Setelah Kebijakan Barunya, Pengunduh WhatsApp Melorot

Setelah Kebijakan Barunya, Pengunduh WhatsApp Melorot

1 bulan yang lalu
14
Haruskan Penggunaan Berbagi Data, Kominfo Panggil WhatsApp

Haruskan Penggunaan Berbagi Data, Kominfo Panggil WhatsApp

2 bulan yang lalu
16
Daftar Ponsel yang Tak Bisa Akses WhatsApp Mulai Januari 2021

Daftar Ponsel yang Tak Bisa Akses WhatsApp Mulai Januari 2021

2 bulan yang lalu
89
Anjing Bisa Deteksi Penderita Covid-19 Dari Bau Keringat

Anjing Bisa Deteksi Penderita Covid-19 Dari Bau Keringat

3 bulan yang lalu
39
Berikutnya
Begini Cerita Pria yang Diamankan oleh Warga

Cerita Pria Bercadar dan Bergamis Demi Temui Pacar Sejenis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Terbaru
Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

2 Januari 2020
Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

27 April 2020
Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

3 April 2020
Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

8 Januari 2021
Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

21
Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

15
Pikap Seruduk Truk di Suramadu, Sopir dan Kenek Tewas

Pikap Seruduk Truk di Suramadu, Sopir dan Kenek Tewas

7
Kecanduan Hubungan Intim, Janda 3 Anak Melakukan Hubungan Intim Sehari 5 Kali Tidak Puas

Kecanduan Hubungan Intim, Janda 3 Anak Melakukan Hubungan Intim Sehari 5 Kali Tidak Puas

6
Beber Tiket Moeldoko, Andi Arif Bongkar Rencana KLB Demokrat di Sumut

Beber Tiket Moeldoko, Andi Arif Bongkar Rencana KLB Demokrat di Sumut

4 Maret 2021
Pejabat Ditjen Pajak Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Begini Sikap Sri Mulyani

Pejabat Ditjen Pajak Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Begini Sikap Sri Mulyani

4 Maret 2021
Warga Perbaiki Jalan Kabupaten Akses Kebun- Binajuh Dengan Dana Swadaya

Warga Perbaiki Jalan Kabupaten Akses Kebun- Binajuh Dengan Dana Swadaya

4 Maret 2021
Ini Alasan Ketua PBNU Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PT KAI

Ini Alasan Ketua PBNU Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PT KAI

4 Maret 2021
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer

© 2019 @Penanews.id All Rights Reserved

  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret

© 2019 Penanews.id All right reserved.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In