• Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer
Rabu, 3 Maret 2021
Penanews.id
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Penanews.id
Tidak ditemukan
Lihat Semua
Beranda Wisata & Kuliner

Sandiaga Uno dan Toilet yang Menunjukkan Wajah Sebuah Bangsa

Jumat, 15 Januari 2021 11:36
di Wisata & Kuliner
0 0
0
25
Dilihat
FacebookTwitterWhatsApp

penanews.id, JAKARTA – Banyak netizen yang nyinyir ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan salah satu tugas utama setelah dilantik sebagai menteri adalah memperbaiki toilet di destinasi wisata yang kerap tampil terurus.

Bagi mereka yang tak kurang luas pergaulan, pasti menganggap remeh perkara toilet. padahal kondisi mayoritas toilet di sebuah negara bisa menunjukkan bagaimana perilaku sebuah bangsa.

Baca Juga:

Diminta Jadi Menteri, Sandiaga Uno Istikharah dan Diberi Isyarat Surah Al-Kahfi

Daftar Kekayaan dan Piutang Enam Menteri yang Baru Dilantik Jokowi

Dikutip lengkap dari blog catataniseng.com, Bill Gates pernah mengatakan: toilet menunjukkan bagaimana sebuah bangsa.

Orang terkaya di dunia ini menghabiskan banyak waktu untuk bepergian ke negara-negara miskin di Afrika dan Asia hanya untuk nongkrong berlama-lama di toiletnya. Bagi Bill, problem sebuah negara bisa dilihat dari keadaan toiletnya.

Ada 2,5 miliar—hampir sepertiga—manusia di bumi ini yang tak punya akses ke toilet yang memadai. Maka tak heran jika 500.000 anak-anak di bawah lima tahun meninggal tiap tahun karena air yang mereka konsumsi terinfeksi virus dan bakteri akibat air kotor. Menurut Bill Gates, menyelesaikan problem dunia hari ini salah satunya memperbaiki toilet.

Maka Bill menghabiskan ratusan triliun untuk berinvestasi dalam inovasi toilet. Ia percaya, yayasannya bisa menolong banyak orang dengan membangunkan toilet yang layak.

Toilet yang layak setidaknya bisa menjamin sanitasi dan sanitasi menunjukkan tingkat kesehatan. Jika sehat orang bisa lebih berdaya untuk menaikkan taraf hidupnya. Kira-kira begitu jalan pikiran Bill Gates.

Dengan kata lain, jika toilet sebuah desa, sebuah kota, bahkan sebuah negara bermasalah, problem itu bisa jadi dipicu oleh masalah lain yang menyangkut perilaku penduduknya.

Sebab toilet adalah kebutuhan manusia paling private. Kita bisa saling bantu untuk urusan makanan dan soal-soal lain, tapi urusan buang kotoran adalah urusan sendiri-sendiri. Seperti di Jerman ini.

Ketika pertama tiba di Hamburg, pada Desember lalu, saya mesti naik lift karena naik tangga agak merepotkan akibat menggembol dua tas besar. Lift di stasiun sentral itu bau pesing, bercampur muntahan, dan aroma tubuh yang berhari-hari tak kena air.

Rupanya itu aroma umum lift di semua stasiun U-Bahn atau kereta bawah tanah. Dan di Berlin, dua jam dengan kereta cepat dari Hamburg, lebih  parah.

Pemerintah menetapkan tarif toilet umum €1, terlalu mahal untuk ongkos kencing. Sebab harga bir tak jauh beda. Maka dari pada punya euro untuk bayar toilet, mending uangnya untuk beli bir lagi ketika kebelet pipis setelah ngebir.

Soal pipis di mana, itu urusan lain. Dan Jerman kini menghadapi problem gelandangan akibat pintu imigrasi dibuka lebih longgar.

Ada 1 juta orang yang masuk Jerman sepanjang periode “ramah imigran” itu. Para imigran lebih senang masuk ke Berlin ketimbang kota-kota lain karena lebih metropolis dan aturannya agar longgar, dibanding kota-kota lain. Di Berlin, misalnya, orang menyeberang jalan di mana saja tanpa takut disemprot polisi.

Meski masih banyak yang mendukung, orang Jerman kini mulai gerah dengan problem sosial akibat imigrasi itu. Ada banyak demonstrasi yang meminta pemerintah tak lagi menambah jumlah imigran ke negara mereka.

Problem-problem itu bisa kita lihat dari toilet-toilet publik. Mereka yang tak siap menjadi imigran yang baik akan memenuhi jalan menjadi gelandangan. Benar kata Bill Gates, toilet menunjukkan bangsa. Ketika toilet mereka bermasalah ada problem lain yang terjadi dalam perilaku penduduknya.

Di Jepang, yang problem masyarakatnya adalah terlalu serius dalam segala urusan, toilet punya banyak tombol dengan pelbagai fasilitas yang diatur oleh teknologi canggih: air dingin, air hangat, setengah hangat, pencabut tampon, juga aneka rupa pernak-perniknya: pembungkus toilet agar tak dingin di paha ketika musim salju.

Baik di Jerman atau Belanda atau Jepang, semua toilet punya tatakan sehingga jika pipis airnya tak menciprat ke mana-mana. Padahal mereka tak punya aturan-aturan soal najis. Di Indonesia, yang punya seperangkat aturan agama tentang najis dan hadas, toiletnya begitu-begitu saja.

Bahkan toilet publik biasanya bau dan jorok, lantainya becek, orang memakai toilet duduk dengan berjongkok. Kita pun jadi ikut-ikutan berjongkok memakainya karena khawatir banyak kuman menempel jika duduk dengan semestinya. Padahal, toilet di Indonesia biasanya dijaga orang!

Di bandar-bandar udara di Indonesia atau di mal-mal besar dan kecil, toilet dijaga dengan takzim oleh manusia. Mereka, para penjaga ini, akan mengangguk kepada siapa saja yang akan membuang kotoran di tubuhnya. Mereka seperti seseorang sebagai wujud peringatan “Jagalah Kebersihan”. Sebab, di Indonesia, aturan-aturan tertulis atau tak tertulis tak mempan membuat orang menjadi disiplin untuk dirinya sendiri.

Agaknya kita menjaga kebersihan kalau dijaga saja, sama seperti kita tak akan melawan arus jalan searah karena ada polisi berjaga di sana. Kita tak turut pada hukum, kita hanya pura-pura patuh pada hukum yang tak terlihat, seperti aturan di toilet itu.

Di Narita atau McCarran, toilet-toilet tak dijaga manusia, tempat paling tak ramai tapi tetap bersih. Di Indonesia pemandangan di toilet begitu ganjil: ada manusia dengan seragam formal dari ujung rambut hingga sepatu berdiri di depan pintu masuk, sambil memegang tongkat pel, lalu mengangguk kepada siapa pun yang hendak buang air.

Para penjaga toilet adalah mereka yang dengan sungguh-sungguh menjaga agar kotoran tak menodai tempat kerja mereka, agar siapa pun yang memakainya merasa nyaman. Barangkali karena kita masih berada dalam budaya “manusia-produksi”. Kita memberdayakan manusia sampai ke hal-hal remeh yang tak perlu. Seandainya para pemakai toilet itu menjaga kebersihannya sendiri, kebersihan tempat menampung kotorannya sendiri, kita mungkin tak membutuhkan penjaga toilet di ruang- ruang publik.

Bill Gates benar: toilet memang menunjukkan perilaku sebuah bangsa.

sumber: catataniseng.com

Tags: hutang Sandiaga Unokenapa toilet harus bersihSandiaga Unotoilet dan bill Gatestoilet pariwisata
BagikanTweetKirim

Berita Terkait

Cuti Bersama Dipangkas: Dari 7 Hari Jadi 2 Hari

Cuti Bersama Dipangkas: Dari 7 Hari Jadi 2 Hari

1 minggu yang lalu
11
Kisah Kesetiaan Pak Arifin, Menunggu Kekasihnya di Emperan Toko Hingga Akhir Hayat

Kisah Kesetiaan Pak Arifin, Menunggu Kekasihnya di Emperan Toko Hingga Akhir Hayat

3 minggu yang lalu
34
‘Bapak Kucing’ di Masjidil Aqsa Itu Telah Wafat

‘Bapak Kucing’ di Masjidil Aqsa Itu Telah Wafat

1 bulan yang lalu
11
Ini Alasan Virus Corona Tak Mampir di Perkampungan Suku Baduy

Ini Alasan Virus Corona Tak Mampir di Perkampungan Suku Baduy

1 bulan yang lalu
14
Jasa Unik: Pemuda Ini Bisa Dapat Uang, Padahal Gak Ngapa-ngapain

Jasa Unik: Pemuda Ini Bisa Dapat Uang, Padahal Gak Ngapa-ngapain

1 bulan yang lalu
25
Agar ‘Tak Ada yang Terluka’, Pria Ini Nikahi Kedua Pacarnya Dengan Mahar Rp 10 Ribu

Agar ‘Tak Ada yang Terluka’, Pria Ini Nikahi Kedua Pacarnya Dengan Mahar Rp 10 Ribu

1 bulan yang lalu
22
Berikutnya
Gempa Landa Majene dan Mamuju, Akses Jalan Terputus

Gempa Landa Majene dan Mamuju, Akses Jalan Terputus

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Terbaru
Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

Mati Satu Tumbuh Seribu: IndoXX1 Tutup, Ini Dua Situs Penggantinya!

2 Januari 2020
Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

Seorang Anak Membacok Selingkuhan Ibunya Hingga Tewas di Bangkalan

27 April 2020
Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

Warga Blega Positif Corona versi Tes PCR, Baru Datang dari Jakarta

3 April 2020
Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

Polisi Bangkalan Ungkap Kasus Begal Online, Modusnya Jual Motor Murah di Facebook

8 Januari 2021
Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

Kenali eSIM Sebelum Membeli iPhone 11

20
Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

Pendidikan Ekstra Kurikuler Sebagai Pendidikan Membentuk Karakter Siswa Sejak Dini

15
Pikap Seruduk Truk di Suramadu, Sopir dan Kenek Tewas

Pikap Seruduk Truk di Suramadu, Sopir dan Kenek Tewas

7
Kecanduan Hubungan Intim, Janda 3 Anak Melakukan Hubungan Intim Sehari 5 Kali Tidak Puas

Kecanduan Hubungan Intim, Janda 3 Anak Melakukan Hubungan Intim Sehari 5 Kali Tidak Puas

6
Presiden Jokowi Cabut Izin Investasi Miras di Indonesia

Presiden Jokowi Cabut Izin Investasi Miras di Indonesia

2 Maret 2021
Tinjau Pesantren yang Terkena Longsor, DRPD Jatim Upayakan Asrama Dibangun Kembali

Tinjau Pesantren yang Terkena Longsor, DRPD Jatim Upayakan Asrama Dibangun Kembali

1 Maret 2021
Artidjo Alkostar: Jika Ingin Koruptor Bisa Dihukum Mati, Amandemen Dulu Pasal Korupsi

Artidjo Alkostar: Jika Ingin Koruptor Bisa Dihukum Mati, Amandemen Dulu Pasal Korupsi

1 Maret 2021
Tak Ada Santunan COVID-19, Risma: Kemensos Kehabisan Uang

Tak Ada Santunan COVID-19, Risma: Kemensos Kehabisan Uang

1 Maret 2021
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Hubungi
  • Karir
  • Iklan
  • Policy
  • Disclaimer

© 2019 @Penanews.id All Rights Reserved

  • Nasional
  • Nusantara
  • Madura
  • Jatim
  • Tekno
  • Wisata & Kuliner
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Opini
  • Jepret

© 2019 Penanews.id All right reserved.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In