Kaderisasi merupakan ruh terkuat yang ada pada organisasi. Salah satu besarnya organisasi hadir dengan kebersamaan dan ide gagasan secara individu yang dimiliki.
PMII yang notabeninya merupakan organisasi pengkaderan dengan berbagai tujuan yang mulai dari kecerdasan spritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan Emosional hal ini yang disuguhkan terhadap kader PMII.
Namun nyatanya sampai saat ini tenggelamnya rasa tanggung jawab kader dan rasa kepemilikan kader terhadap PMII lambat laun mulai surut. seolah olah ikrar yang pernah dilantunkan itu tidak lagi berguna atau bahkan dijadikan sebuah permainan (candaan).
padahal ikrar dalam PMII tersebut menjadikan kita untuk lebih bertanggung jawab dan komitmen dalam berproses di PMII.
Sebagaimana semboyan yang ada pada PMII “mundur satu langkah merupakan bentuk pengkhianatan” hal ini juga sudah cukup jelas Pada Tujuan PMII yang termaktup dalam (AD/ART PMII ) Bab IV Pasal 4 “Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia yang Bertaqwa kepada Allah SWT Berbudi Luhur, Berilmu, Cakap Serta Bertanggung Jawab dalam mengamalkan Ilmunya dan Berkomitmen Memperjuangkan Cita-Cita Kemerdekaan Indonesia. Hal Itulah yang seharusnya di tanamkan oleh kader PMII.
Namun sekarang sudah berbeda bahwa adanya pandemi ini sudah tidak lagi membicarakan kemaslahatan kader. kesadaran kader sudah mulai terhipnotis karna terbiasa berasa dalam zona nyamannya (berada dirumah) yang awalnya ingin berkembang sudah merosot ingin tumbang, yang awalnya ingin bertahan yang ada malah mundur pelan-pelan. mindside seperti inilah yang harus dibuang.
Kemudian apa yang harus dilakukan dimasa pandemi ini? perlukiranya kader berfikir lebih jernih dan kritis untuk menjawab tantangan ini.
Eksistensi Perlu dibangun dengan esensinya, sebab percuma menjelaskan paradigma kritis transformatif jika eksistensimu selalu bomerang, even dan update story yang tak bernilai, sedangkan kemampuan daya analisis masih kurang.
Ini menjadi tantangan berat di masa pandemi ini.
Mari bangkit susun strategi, tuntaskan kaderisasi. Kaderisasi tidak boleh mati suri.
Muhammad Holilur Rohman, Kader PMII komisariat UTM