penanews.id, JEMBER– Panggung politik kerap menghadirkan kejutan-kejutan tersendiri. Seperti yang terjadi di Jember, Jawa Timur. Seorang bakal calon wakil bupati harus berhadapan dengan salah satu kontestan yang terhitung masih santri atau pernah mengenyam pendidikan di pesantren keluarga kiai tersebut.
Adalah KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman akrab disapa Gus Firjaun, 52 tahun, yang maju sebagai bakal calon Wakil Bupati (bacawabup) berdampingan dengan pengusaha, Hendy Siswanto.
Firjaun saat ini aktif sebagai pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ash-Shiddiq Putra (Ashtra) di Talangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember. Ia meneruskan jejak sang ayah, KH Achmad Shiddiq, yang merupakan mantan Rais Am PBNU tahun 1984 hingga 1991.
Sementara itu, di kubu seberang, terdapat Ifan Ariadna Wijaya yang juga bakal calon Wakil Bupati mendampingi Abdussalam. Salam dan Ifan sama-sama berlatar belakang pengusaha muda di bawah usia 40 tahun.
Ifan ternyata pernah menimba ilmu di Ponpes Ashtra. Namun Ifan dan Firjaun tidak sempat bertemu di pesantren tersebut. Ketika Ifan mondok di Ashtra, Firjaun sedang menimba ilmu di Ponpes Al Falah, Kediri, salah satu pesantren tua di Jawa Timur.
Meski berhadapan dengan calon yang juga santri alumni Ashtra, Firjaun menyebut keputusan Ifan maju dalam Pilkada adalah hak politik yang harus dihormati. “Itu hak politik beliau, saya tidak ingin menghalangi hak setiap warga. Dari keluarga besar saya juga tidak masalah. Karena kita tidak ada beban harus menang, kalah juga tidak masalah,” kata Firjaun, Sabtu, 5 September 2020.
Firjaun menegaskan pilihannya maju dalam Pilkada karena dorongan para gurunya yang kini menduduki struktur di PWNU Jawa Timur. “Saya sebelumnya beberapa kali menolak tawaran Haji Hendy untuk maju. Tetapi karena perintah dari masyayikh (para kiai), saya sebagai santri harus taat,” ujar mantan Anggota DPRD Jawa Timur ini.
Jauh sebelum resmi maju, Firjaun mengakui sempat bertemu langsung dengan Ifan. Saat itu, Ifan sudah mulai rajin menyosialisasikan diri untuk maju dalam Pilkada. Sedangkan Firjaun, saat itu masih menolak tawaran dari Hendy untuk maju dalam Pilkada Jember.
“Saat itu saya sampaikan, Mas Ifan ini masih muda, pengalaman politik belum banyak. Sedangkan posisi petahana saat ini masih sangat kuat. Saya sarankan, apa tidak sebaiknya dia investasi dulu selama lima tahun, lalu maju di periode berikutnya. Saya bicara seperti itu, karena saat itu posisi saya belum resmi dan sudah menolak untuk maju. Makanya saya menyarankan seperti itu (agar Ifan mundur),” tutur Firjaun.
Saran itu disampaikan Firjaun karena khawatir jika calon semakin banyak, maka peluang petahana saat ini akan semakin besar untuk kembali terpilih. Namun Ifan punya pilihan lain dan tetap maju dalam Pilkada.
“Tapi ternyata dia punya pertimbangan lain. Karena ada tugas katanya,” kata Firjaun.
Meski sarannya ditolak, Firjaun tak mempermasalahkan. “Kalau dia menganggap saya guru, ya taat seharusnya. Tetapi karena ini politik, maka dibalik, ya tidak apa-apa. Guru yang memberikan muridnya kesempatan untuk berprestasi,” kata Firjaun sembari tertawa.
Firjaun yang sudah berpengalaman di politik hingga mengantarkannya jadi Anggota DPRD Jatim juga berpesan agar dalam berpolitik tidak sampai merusak hubungan baik antar individu. “Politik itu seperti sepak bola, perlu sungguh-sungguh bermain. Setelah selesai, ya berangkulan lagi. Jangan bermain sungguh-sungguh, karena itu bisa membuat kawan jadi lawan,” tutur Firjaun.
Dikonfirmasi terpisah, Ifan mengatakan sempat tiga kali sowan atau menghadap kepada Firjaun. “Saat itu beliau belum memutuskan untuk maju. Saya meminta restu untuk maju dan saat itu saya direstui dan didoakan semoga sukses,” ujar pria berusia 40 tahun ini.
Ifan juga menganggap hal biasa ketika dirinya harus berhadapan dengan Firjaun yang dianggap sebagai sang guru atau kiai yang kini mengasuh pesantren tempatnya dulu menambah ilmu.
“Dalam menimba ilmu agama, saya takdzim (hormat) kepada beliau. Tapi ini adalah ranah politik, harus dibedakan dengan keilmuan di bidang agama. Di negara demokrasi, itu sah-sah saja kita berkontestasi. Yang penting kontestasi yang sehat,” kata Ifan.
Dalam Pilkada Jember 2020, terdapat tiga pasang calon yang akan maju antara lain Hendy-Firjaun yang diusung koalisi lima parpol dengan total 27 kursi.
Kemudian pasangan Salam-Ifan yang diusung enam parpol dengan jumlah 22 kursi. Sedangkan petahana Bupati Jember Faida maju dari jalur perseorngan berpasangan dengan pengusaha muda, Dwi Arya Nugraha Oktavianto alias Vian, 35 tahun.
Jatimnet.com