Penanews.id, BANGKALAN – Anggota DPRD Jawa Timur Mahfud S.Ag menggelar acara serap aspirasi dengan pemilik UMKM di lingkungan Ma’had Aly Nurul Cholil, Jumat, 18 September 2020.
Kegiatan yang populer disebut Reses itu menarik karena menghadirkan Kepala Cabang Bangkalan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) UMKM, milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Menurut Mahfud, ia sengaja mendatangkan langsung Kepala Cabang Bangkalan BPR UMKM untuk lebih mengenalkan keberadaan bank itu kepada masyarakat Bangkalan.
Terlebih di tengah situasi pandemi saat ini, para pelaku UMKM butuh suntikan modal untuk membangkitkan usaha mereka yang terpuruk terdampak pandemi covid 19.
Mahfud berharap selain bank-bank konvensional yang ada, pelaku UMKM juga bisa mendapat informasi langsung bagaimana cara mengakses bantuan modal di bank BPR.
“Pemprov punya bank sendiri, eman kalau tidak dimamfaatkan, apalagi bunga pinjamannya sangat murah,” ungkap Mahfud.
Apalagi, kata dia, salah satu dampak pandemi adalah banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena PHK. Dia mendapat banyak keluhan karena korban PHK sulit mengakses bantuan modal saat ingin memulai berwirausaha. Padahal Pemerintah menggalakan program kemandirian dengan wirausaha.
Maka, Mahfud yang kini duduk di Komisi C DPRD Jatim mendorong Bank Jatim dan BPR UMKM agar lebih pro aktif lagi untuk mempermudah pemberian kredit ke masyarakat.
Mengingat semangat Pemerintah pusat selaras dengan keinginan pemerintah provinsi dan Pemkab yakni akses kredit segera tercapai dan tersalurkan ke masyarakat. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi bisa minimal terkoreksi. Namun bisa diminimalisir.
“Kita mendorong Bank Jatim UMKM untuk segera melakukan akselerasi kepada masyarakat terutama sektor umkm dan pertanian,” tegasnya.
Mahfud tidak ingin dengan adanya pandemi covid-19, ekonomi sudah lesu diperburuk lagi dengan kondisi kelangkaan pupuk. Hal ini sangat berdampak sekali di sektor pertanian.
“Ingat bahwa di pandemi covid-19 yang tidak terdampak adalah pertanian. Kalau sampai pupuk langkah, sektor pertanian melemah, maka membahayakan ekonomi di Jawa Timur,” pungkasnya.
Kepala BPR UMKM Cabang Bangkalan, Ari Sukma Handayani mengakui bahwa keberadaan bank plat merah itu belum terlalu dikenak publik. Selama ini, kata dia, selain sosialisasi langsung, dirinya sering juga diundang oleh Dinas Koperasi untuk sosialisasi.
Meski belum dikenal publik, Handayani menyebut tahun ini total kredit yang telah disalurkan mencapai kurang lebih Rp 58 Miliar, dengan jumlah nasabah mencapai 1100 orang.
“Tahun ini karena pandemi, kita turunkan target serapan. Tapi minimal sampai akhir tahun kami menarget kredit yang tersalur mencapai angka 60 miliar,” kata dia.
Di Bangkalan, kata dia, ada dua penyebab nasabah sulit mendapatkan kredit. Pertama umumnya terkait jaminan. keduanya karena status pinjamannya Merah atau flick.
Agar jumlah kategori kedua yaitu flick tidak bertambah akibat pandemi, Bank BPR UMKM cabang Bangkalan telah memberikan relaksasi kepada 180 nasabah dengan total pinjaman Rp 20an miliar. Relaksasi itu berupa tak perlu membayar angsuran selama satu tahun.
“Relaksasi kami berikan sesuai peraturan dari OJK, harapannya nasabah yang terdampak pandemi punya waktu untuk memulihkan ekonominya sehingga tak menunggak angsuran,” terang dia.
RED