
Penanews.id, BATAM – Lockdown mungkin sangat efektif memutus rantai penyebaran virus Corona. China, negara yang menjadi sumber pandemi, telah membuktikannya juga Malaysia.
Tapi lockdown, yang dalam undang-undang Indonesia disebut karantina wilayah, punya dampak sosial yang besar. Tak hanya memukul perekonomian negara dan dunia usaha, bagi masyarakat bawah ada ancaman kelaparan terutama bagi golongan yang tak punya penghasilan tetap.
Keluarga Ason Sopian di Batam, Kepulauan Riau, sudah menjerit kelaparan padahal karantina wilayah tak jadi diterapkan.
Bapak lima anak warga Kavling Kamboja, Blok B1, Nomor 87 RT04 RW15 Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung ini kedapatan menjajakan sebuah handphone rusak dari pintu-pintu.
Ason yang sejak pandemi menyerang Batam, kehilangan pekerjaan, ingin menjual hape rusak itu seharga Rp 10 ribu untuk dibelikan seliter beras. Istri memang berjualan tempe, namun pendapatannya tak cukup karena harus membayar sewa rumah.
Ason beruntung, relawan Batam Melawan Corona mendengar kisahnya menjajakan handphone rusak itu dan langsung menelusuri alamat rumahnya hingga ketemu.
Ason yang sejak pandemi tak lagi bekerja walau serabutab, nyaris putus asa karena kehabisan beras setidaknya kini lebih lega. Namun kini dia bahagia karena Allah mendengarkan doa-doa dan merasakan rupa rejeki yang tak disangka-sangka.
“Rumah kecil, anaknya lima, tak satu pun yang sekolah,” kata Ajo, seorang relawan, yang saat itu juga langsung menyertakan bantuan kebutuhan pokok untuk keluarga Ason Sopian.
“Saya berharap, ada donatur yang mau membantu keluarga ini,” harap dia. (EMBE)