Oleh : Fathorrosi
UNESCO dalam risetnya menyatakan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia di bawah rata-rata Negara di Dunia, tapatnya nomor 2 paling buncit. Begitupun dengan Kabupaten Bangkalan juga urutan terbawah bahkan di bawah Kabupaten Sampang.
Khusus di Bangkalan, Kecamatan Konang bisa jadi salah satu kecamatan yang IPM yang rendah diantara 18 kecamatan lain.
Tapi belakangan ini, saya menemukan warna baru yang tidak saya temukan sebelumnya di kecamatan konang, yaitu dengan mulai munculnya bibit-bibit literasi di kalangan kawla mudanya.
Ini terlihat dari kian maraknya diklat jurnalistik digelar oleh PAC IPNU dan IPPNU. Bahkan ‘kamar pintar’ di Sekertariat IPNU banyak dikunjungi pelajar-pelajar NU untuk membaca buku. Bahkan sering saya liat beberapa berita tulisan pemuda Konang muncul di media massa.
Penulis berharap bibit-bibit yang sudah mulai tumbuh ini akan menjadi gerbang terbukanya literasi di kecamatan konang.
Konang secara georafis berada di salah satu dataran terpencil di kabupaten Bangkalan dan SDM yang masih kurang dari cukup, kemungkinan besar dengan hidupnya literasi ini bisa merubah pola pikir dan nalar kritis, serta menubuhkan intelektulnya teman-teman yang nantinya akan mempercepat perkembangan kecamatan konang ini.
*) Ketua PAC IPNU Konang