
penanews.id, BANGKALAN – Menyenangkan sekali mendengarkan Ra Hasani bin Zuber, selama satu jam, bertutur tentang arti kepemudaan di acara Rijalul Ansor. Menjadi menarik karena dituturkan berdasar pengalaman sang penutur.
Rijalul adalah nama untuk kegiatan rutin dalam organisasi GP Ansor, salah satu Badan Otonom Nahdlatul Ulama. Acaranya salawatan, tahlilan, yasinan dan diskusi.
Kali diadakan PAC GP Ansor Kecamatan Blega, Bangkalan, Kamis malam, 26 Desember 2019. Ketua Tanfidziyah MWCNU Geger dan Kepala Desa Ko’olan, Mohammad Sahuri nampak hadir.
Ra Hasani adalah seorang pemuda, kelahiran 1985, yang di usia muda 35 tahun, telah menjadi Anggota DPR RI di Komisi VIII. Ia memulai kiprah kepemudaan dan kemasyarakatannya dengan menjadi Ketua GP Ansor Bangkalan sampai sekarang.
Menurut Ra Hasani, tantangan terbesar seorang pemuda zaman ini adalah merasa nyaman hidup di zona aman. Sikap semacam ini, kata dia, penghambat utama kaum milenial untuk melakukan hal-hal besar bahkan luar biasa.
“Kalau hidup kita nyaman, hidup kita enak, kita menikmati saja hidup itu sehingga tidak bisa mencapai hal-hal yang luar biasa,” kata putera KH Zubair Muntashor, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil ini.
Hasani mengambil contoh kehidupan pemuda pada zaman penjajahan. Keadaan yang tidak enak zaman itu mendorong kaum muda dari bernagai suku dan agama untuk mengubahnya dengan persatuan tekad yang melahirkan sumpah pemuda untuk meraih kemerdekaan pada 17 Agutus 1945.
Setelah merdeka, tugas kaum muda, termasuk GP Ansor adalah menjaga persatuan. Dan menurut Ra Hasani menjaga persatuan lebih sulit dibanding meraih kemerdekaan.
Bendahara Umum GP Ansor Bangkalan, Mahfud S.Ag yang turut hadir dalam acara itu, menganalogikan pentingnya menjaga persatuan dengan Yugoslavia, sebuah negara yang kini telah binasa.
Anggota DPRD Jatim itu menuturkan Meski Presiden pertama Yugoslavia, Josep Broz Tito ikut memprakarsai gerakan Non-Blok bersama Presiden Sukarno. Namun sekarang negara itu sudah tidak ada karena terpecah-belah oleh perang saudara.
“Keinginan untuk bersatu itu, mau tak mau, harus terus dipupuk, ketika kita menyadari bahwa kita tidak bisa sendirian di atas muka bumi ini,” ungkap politisi PDIP itu. (MTV)