
penanews.id, JAKARTA – Selain KH Masjkur. Masyarakat Jawa Timur juga mengusulkan nama KH Abdurrahman Wahid agar diberi gelar pahlawan nasional.
Bahkan, Mantan Presiden Soeharto, juga diusulkan oleh kelompok masyarakat lain menerima gelar yang sama. Namun, saat penganugerahan digelar di istana negara Jumat (8/11), tak ada nama Gusdur juga Soeharto.
Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, Jimly Asshiddiqie mengatakan nama Gusdur juga Soeharto tidak lolos masih dengan alasan yang sama yaitu waktu meninggalnya belum terlalu lama.
Soeharto meninggal pada 2008. Gusdur wafat setahun kemudian pada 2009. ” (KH Masjkur) sudah meninggal 30 tahun lalu,” kata Jimly dikutip dari katadata.co.id.
Selain alasan itu, Menurut Jimly, Gusdur dan Soeharto juga terganjal perkara hukum. Soeharto misalnya disebut-sebut dalam Tap MPR karean kekuasaannya menciptakan KNN.
Sedangkan Gusdur, meski sebagai pribadi yang luar biasa, sayangnya dia pernah jadi Presiden namun diberhentikan oleh MPR. “Ini masalah hukum serius, saya belum tahu, apakah ada solusi di kemudian hari,” ungkap Jimly.
Ada pun enam rokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional yaitu K.H Masjkur, mantan mentri Agama ke enam asal Malang. Ruhana Kuddus dari Sumatera Barat. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Sulawesi Tenggara.
Prof. Dr. M. Sardjito, MPH dari D.I. Yogyakarta, Prof. K.H A. Kahar Mudzakkir dari D.I. Yogyakarta, serta Alexander Andries Maramis dari Sulawesi Utara.