Penanews.id, BANGKALAN – Upacara memperingati Hari Santri Nasional yang digelar di lapangan alun-alun Kota Bangkalan memicu gelak tawa warga yang menyaksikan.
Upacara ini menarik karena semua perintah dari komandan dan inspektur upacara diucapkan dalam bahasa Madura.
Momen paling menggelitik adalah saat upacara telah selesai. Komandan melapor kepada inspektur upacara yaitu Bupati Bangkalan Abdul Latief.
“Alapor, opacarah ampon rampong,” kata Komandan.
“Pabujer,” jawab inspektur upacara.
Bupati Latief mengatakan upacara HSN tahun ini sengaja menggunakan bahasa Madura, agar tetap lestari. Dia prihatin, sebab banyak kalangan muda, malu berbahasa Madura.
“Bahasa madura sekarang ini mulai terkikis, harus ada upaya-upaya agar tetap lestari,” kata dia.
Dibalik gelak tawa upacara ini. Banyak yang tidak menyadari peran penting Banser dalam suksesnya upacara itu.
Setidaknya, ada 12 personel Banser yang terlibat pengamanan upacara. Empat personel ditempatkan di bawa tiahg bendera. Dua personel di depan panggung utama dan enam banser mengawak mobil wilis yang dinaiki Bupati Bangkalan saat memeriksa pasukan.
Para personel Banser sebagian besar tidak tinggal di puaat kota. Kasatkorcab Banser Bangkalan, Abdul Qodir misalnya tinggal di Desa Alaskokon, Kecamatan Modung. Butuh dua jam, untuk mencapai lokasi upacara.
Demi memastikan personel Banser yang terlibat upacara telah siap, dia sudah berangkat sejak pukul enam pagi dari rumahnya.
“Alhamdulilah upacara lancar, ini bentuk pengabdian kepada NU dan Negara,” ucap Qodir. (RYD))